Filipina akan mengirim kotak hitam pesawat Lockheed C 130 yang jatuh pada akhir pekan lalu ke Amerika Serikat untuk dianalisis, kata kepala militer Cirilito Sobejana, Rabu (7/7/2021), seperti dilaporkan . Amerika Serikat telah berkomitmen untuk membantu menganalisis informasi dari data penerbangan dan perekam suara kokpit yang dapat menjelaskan insiden tragis yang menewaskan 53 orang di provinsi selatan Jolo itu, ujar Sobejana dalam wawancara televisi lokal. Sobejana mengatakan Filipina tidak memiliki kemampuan seperti itu.
Ia tidak memberikan jadwal kapan para ahli AS dapat menyelesaikan ekstraksi data. Pesawat Lockheed C 130 membawa pasukan menuju operasi kontra pemberontakan ketika jatuh dengan 96 penumpang, Minggu (4/7/2021). Korban tewas naik menjadi 53 orang, termasuk tiga warga sipil di darat dan kru lainnya terluka.
Ditanya apakah cuaca buruk atau kesalahan manusia bisa menjadi penyebab insiden itu, Sobejana mengatakan akan menunggu laporan resmi penyidik. "Saya mengatakan kepada mereka untuk melakukannya secepat mungkin, tetapi tetap harus hati hati," katanya. "Kami ingin mendapatkan informasi atau fakta yang akurat."
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin menawarkan dukungan tambahan kepada mitra Filipina Delfin Lorenzana ketika mereka berbicara melalui telepon pada hari Selasa untuk membahas kecelakaan itu. Mereka juga membahas dukungan evakuasi medis kritis yang diberikan oleh personel AS dan kemungkinan bantuan lainnya, termasuk identifikasi korban, menurut sebuah pernyataan yang dirilis di Washington. Sobejana mengatakan 16 korban telah diidentifikasi.
Beberapa korban terbakar tanpa bisa dikenali. Pihak berwenang akan mengandalkan catatan gigi dan pengujian forensik untuk mengidentifikasi mereka, katanya. Diberitakan sebelumnya, pada Senin (5/7/2021), otoritas Filipina telah menemukan kotak hitam dari pesawat Angkatan Udara yang jatuh pada minggu lalu.
Kecelakaan tersebut menewaskan lebih dari 50 orang, kata Kepala Militer, Cirilito Sobejana kepada Reuters, Selasa. Pilot yang memegang komando, yang memiliki pengalaman beberapa tahun menerbangkan pesawat C 130, termasuk di antara mereka yang tewas dalam kecelakaan di Pulau Jolo. Kotak hitam itu memungkinkan para penyelidik untuk mendengarkan percakapan para pilot dan kru sebelum pesawat itu jatuh.
"Saya berbicara dengan para penumpang yang selamat. Mereka mengatakan pesawat memantul dua hingga tiga kali dan bergerak zig zag," ujar Sobejana. "Pilot berusaha memulihkan mesin agar bisa mengangkat pesawat, tapi itu sudah terlambat." "Sayap kanan menabrak pohon."
Sobejana mengatakan, tidak ada penumpang yang melompat dari pesawat sebelum jatuh. Ada laporan sebelumnya dari saksi, beberapa penumpang sempat mencoba melompat ke tempat yang aman sebelum pesawat menabrak tanah. Ia mengatakan bagian depan pesawat terbelah dan beberapa tentara memanfaatkan celah itu untuk melarikan diri.
Tetapi mereka yang tidak sadar tidak bisa keluar dari pesawat yang terbakar. Laporan awal menyebut korban tewas mencapai 50 orang, termasuk termasuk tiga warga sipil di darat. Namun jumlah korban tewas meningkat pada Rabu menjadi 53 orang.
Juru bicara militer Edgard Arevalo mengatakan pesawat itu dalam "kondisi sangat baik". Pesawat masih memiliki 11.000 jam terbang tersisa sebelum pemeliharaan berikutnya dijadwalkan.